Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk
jenjang SD atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan
saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui
proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Lima pengalaman belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi
pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik
yang digunakan. Berikut akan dijabarkan masing-masing
pengalaman belajar.
Mengamati.
Kegiatan
mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi
nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau
fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak.
Dalam
kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi peserta didik untuk secara
luas dan bervariasi melakukan pengamatan
melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Selanjutnya guru membuka kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca.
Menanya.
Kegiatan menanya
dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk fakta,
konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori.
Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills).
Proses menanya bisa
dilakukan melalui kegiatan diskusi
dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang pada peserta didik untuk
mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri.
Guru membimbing peserta didik agar mampu mengajukan pertanyaan
tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai abstrak berkenaan dengan
fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang
disusun dapat bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Guru melatih peserta didik
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan memberikan bantuan untuk belajar
mengajukan pertanyaan sehingga peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara
mandiri.
Melalui kegiatan bertanya rasa ingin
tahu peserta didik dikembangkan. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin
tahu semakin berkembang.Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi
dasar untuk mencari informasi lebih lanjut dan beragam melalui sumber yang
ditentukan guru sampai yang dipilih peserta didik sendiri. Dimulai dari sumber
kajian yang tunggal sampai yang beragam.
Mengumpulkan
Data/eksperimen/eksplorasi.
Kegiatan eksperimen bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa dalam memperkuat
pemahaman fakta, konsep, prinsip, ataupunprosedur dengan cara mengumpulkan
data, mengembangkan kreativitas,
dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang,
dan melaksanakan eksperimen, menyajikan data,
mengolah data, dan menyusun kesimpulan. Pemanfaatan sumber belajar
termasuk pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi sangat disarankan.
Tindak
lanjut kegiatan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Agar terkumpul sejumlah informasi, peserta
didik dapat lebih banyak membaca buku, memperhatikan fenomena, atau objek dengan
lebih teliti, bahkan melakukan eksperimen.
Mengasosiasi.
Kegiatan mengasosiasi
bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Informasi
(data) hasil kegiatan mencoba menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan. Data
yang diperoleh diklasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang
spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi
yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis
data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan
siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher
order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
Mengomunikasikan.
Kegiatan
berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampaikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta
didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan
hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau
grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Kurikulum 2013
Pada postingan sebelumnya saya telah menyajikan, Penekanan Pendekatan PembelajaranKurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran kuriulum 2013 adalah untuk penguatan sikap
(tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang
terintegrasi, yaitu dengan pendekatan scientific.
Pendekatan scientific meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan
scientific (meliputi: mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran) (Sudarwan,
2013).
Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum : 2009), yaitu:
1.
Menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
2.
Meningkatkan keterampilan
mengamati (Encourage observation),
3.
Melakukan analisis ( Push
for analysis) dan
4.
Berkomunikasi (Require
communication) (Sudarwan, 2013).
Pendekatan Scientific pada Pembelajaran
1.
Aspek-aspek pada
pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses
dan metode ilmiah
2.
Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan
yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
3.
Keterampilan proses perlu
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman
pembelajaran (Rustaman :2005)
Pendekatan
saintifik dalam pembelajaran berdasarkan fakta melalui proses tertentu, dengan
kegiatan;
1. Observasi
2.
Mempertanyakan
3.
Mencoba/eksploring
4.
Asosiasi
5.
Mengomunikasikan/
menyaji
Pendekatan tersebut dapat
digunakan metode;
1.
pembelajaran Project based
learning
2.
Problem based learning
3.
Inquery dan discovery learning
Implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran
1.
menetapkan unit pembelajaran;
observasi
--- bertanya --- eksperimen/ eksplorasi --- asosiasi --- mengomunikasikan
2.
menyiapkan materi yang diobservasi,
3.
memberi waktu
dan kondisi yang nyaman kepada siswa untuk bertanya
4.
menyiapkan
penugasan dan memberi waktu yang cukup agar siswa melakukan eksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan pengalaman belajar
5.
menyiapkan
strategi agar langkah-langkah kegiatan diatas
dapat terlaksana dengan baik, termasuk contigency plan
Proses pembelajaran
1.
observasi
2.
mempertanyakan:
mendorong siswa bertanya
3.
eksplorasi:
konteks masalah, masalah matematika, garis besar pengerjaan problem di atas,
diskusikan strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut?
4.
asosiasi dan
menyaji: jelaskan proses pemecahan masalah kontekstual menggunakan matematika
5.
Observasi:
Cermati Gambar 1.1 Bab 1
6.
Bertanya:
dorong siswa untuk bertanya
7.
Eksplorasi:
Silahkan lengkapi tabel di bawah Gb 1.1 dan cermati keakuratan Gambar 1.1
8.
Observasi:
Cermati Definisi 1.2
9.
Asosiasi:
telaah unsur-unsur fungsi eksponen dan karakteristik grafik fungsi
eksponen
10.
Menyaji:
Jelaskan ciri-ciri fungsi eksponen dan perbandingan antargrafik fungsi eksponen
Sikap sebagai dampak pembelajaran Kurikulum 2013
dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui
penguatan; Sikap, Keterampilan, pengetahuan yang terintegrasi, dengan pendekatan scientific. - See more at: http://penagurumenulis.blogspot.com/2014/02/pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran.html#.U2WsdVfLKM4
Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Kurikulum 2013
Pada postingan sebelumnya saya telah menyajikan, Penekanan Pendekatan PembelajaranKurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran kuriulum 2013 adalah untuk penguatan sikap
(tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang
terintegrasi, yaitu dengan pendekatan scientific.
Pendekatan scientific meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan
scientific (meliputi: mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran) (Sudarwan,
2013).
Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum : 2009), yaitu:
1.
Menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
2.
Meningkatkan keterampilan
mengamati (Encourage observation),
3.
Melakukan analisis ( Push
for analysis) dan
4.
Berkomunikasi (Require
communication) (Sudarwan, 2013).
Pendekatan Scientific pada Pembelajaran
1.
Aspek-aspek pada
pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses
dan metode ilmiah
2.
Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan
yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
3.
Keterampilan proses perlu
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman
pembelajaran (Rustaman :2005)
Pendekatan
saintifik dalam pembelajaran berdasarkan fakta melalui proses tertentu, dengan
kegiatan;
1. Observasi
2.
Mempertanyakan
3.
Mencoba/eksploring
4.
Asosiasi
5.
Mengomunikasikan/
menyaji
Pendekatan tersebut dapat
digunakan metode;
1.
pembelajaran Project based
learning
2.
Problem based learning
3.
Inquery dan discovery learning
Implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran
1.
menetapkan unit pembelajaran;
observasi
--- bertanya --- eksperimen/ eksplorasi --- asosiasi --- mengomunikasikan
2.
menyiapkan materi yang diobservasi,
3.
memberi waktu
dan kondisi yang nyaman kepada siswa untuk bertanya
4.
menyiapkan
penugasan dan memberi waktu yang cukup agar siswa melakukan eksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan pengalaman belajar
5.
menyiapkan
strategi agar langkah-langkah kegiatan diatas
dapat terlaksana dengan baik, termasuk contigency plan
Proses pembelajaran
1.
observasi
2.
mempertanyakan:
mendorong siswa bertanya
3.
eksplorasi:
konteks masalah, masalah matematika, garis besar pengerjaan problem di atas,
diskusikan strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut?
4.
asosiasi dan
menyaji: jelaskan proses pemecahan masalah kontekstual menggunakan matematika
5.
Observasi:
Cermati Gambar 1.1 Bab 1
6.
Bertanya:
dorong siswa untuk bertanya
7.
Eksplorasi:
Silahkan lengkapi tabel di bawah Gb 1.1 dan cermati keakuratan Gambar 1.1
8.
Observasi:
Cermati Definisi 1.2
9.
Asosiasi:
telaah unsur-unsur fungsi eksponen dan karakteristik grafik fungsi
eksponen
10.
Menyaji:
Jelaskan ciri-ciri fungsi eksponen dan perbandingan antargrafik fungsi eksponen
Sikap sebagai dampak pembelajaran Kurikulum 2013
dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui
penguatan; Sikap, Keterampilan, pengetahuan yang terintegrasi, dengan pendekatan scientific. - See more at: http://penagurumenulis.blogspot.com/2014/02/pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran.html#.U2WsdVfLKM4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar