WELCOME YA SYAHRU RAMADLAN.......
Bulan Ramadlan sudah didepan mata, mari kita sambut dengan suka cita. Agar selama bulan puasa kita sehat dan khusyuk dalam beribadah, ini ada kiat-kiat hidup sehat selama puasa.....
Ibadah puasa pada bulan Ramadhan
menjadi kesempatan yang baik bagi kaum muslimin untuk meraih manfaat
sebesar-besarnya, baik manfaat pahala ibadah maupun manfaat kesehatan.
Masalahnya, pada bulan puasa biasanya munculnya kebiasaan-kebiasaan
baru. Misalnya produktivitas kerja yang menurun dengan alasan badan
lemas karena kurang makan, kebiasaan makan sahur yang banyak, makan
berlebihan saat berbuka, kurangnya konsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran serta tidur seharian tanpa berolahraga. Tanpa kita sadari
hal-hal ini justru dapat menyebabkan berat badan yang terus meningkat
dan kondisi tubuh menjadi kurang fit, sehingga mengurangi manfaat puasa
untuk kesehatan kita.
Agar puasa dapat menyehatkan
diperlukan strategi yang tepat. Siasat yang baik adalah dengan melakukan
pengaturan pola makan dan minum, pengaturan aktivitas/olahraga,
perhatian ekstra dan strategi khusus untuk penyakit/kondisi tertentu,
serta persiapan mental.
Pengaturan Makan dan Minum
Walaupun
tidak makan dan minum di siang hari, jumlah kalori, karbohidrat, dan
asupan gizi lainnya harus tetap sama dengan saat kita tidak berpuasa.
Fungsi zat gizi dalam tubuh adalah sebagai sumber energi (karbohidrat
dan lemak), zat pembangun (protein) terutama untuk tumbuh kembang serta
mengganti sel yang rusak dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral).
Sahur
Pengaturan
makan dan minum pada saat puasa dimulai ketika sahur. Sahur menjadi
penting karena pada saat sahur kita mempersiapkan makanan yang menjadi
sumber energi selama puasa. Sahur dianjurkan dilakukan di akhir waktu.
Makanan yang dikonsumsi saat sahur tidak hanya sekedar praktis, tapi
juga makanan bergizi, yang mengandung lima unsur zat gizi yaitu:
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Selain itu, pada saat
sahur perlu mengkonsumsi makanan yang berserat yakni sayuran dan buah
untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Sebaiknya konsumsi air 8-10
gelas perhari termasuk susu, jus, dan kuah sup atau sayur agar tubuh
kita tidak kekurangan cairan. Pembagiannya 5 gelas pada malam hari dan 3
gelas pada saat sahur. Setelah makan sahur dianjurkan tidak langsung
tidur untuk memperlancar pencernaan.
Berbuka Puasa
Pada
saat berbuka puasa sebaiknya dengan minuman yang manis dan hangat.
Makan dilakukan secara bertahap dan tidak langsung makan dalam porsi
yang besar dan terburu-buru. Bagi orang gemuk hindari berbuka puasa
dengan makanan yang tinggi kolesterol dan kurangi makanan yang
manis-manis. Sebaiknya lebih banyak konsumsi sayuran dan buah serta
kurangi makanan yang digoreng. Bagi yang terlalu kurus perlu menambah
porsi susu dan hindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran
berserat kasar (daun singkong, daun pepaya). Bagi yang berusia lanjut
makanlah dalam jumlah porsi kecil tapi sering. Setelah buka puasa
sebaiknya tidak langsung tidur untuk memperlancar pencernaan.
Contoh Perencanaan Makan Selama Puasa
Maghrib
10% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan kecil)
Sesudah Maghrib
25% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan utama)
Sesudah Tarawih
20% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan utama)
Sebelum tidur malam
10% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan kecil/susu/buah)
Sahur
25% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan utama)
Sebelum imsak
10% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan kecil/susu/buah)
Pengaturan Aktivitas/olahraga
Berpuasa
tidak berarti mengurangi aktivitas atau kerja. Kita dapat terus
berolahraga dengan memperhatikan waktu berolahraga yang tepat. Pada saat
puasa tidak dianjurkan melakukan aktifitas/olahraga berat. Sebaiknya
olahraga dilakukan menjelang berbuka puasa atau pada malam hari.
Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga ringan seperti jalan kaki,
senam, lari kecil. Sholat tarawih pun dapat dijadikan aktivitas untuk
menjaga kebugaran tubuh.
Perhatian ekstra dan strategi khusus untuk penyakit/kondisi tertentu
1. Penyakit lambung
Pada
pasien yang memiliki penyakit pada lambung yang disebabkan oleh
peningkatan asam lambung, stres dan makan tidak teratur umumnya boleh
berpuasa. Namun bila penyakit pada lambung disebabkan karena adanya luka
(ulkus) pada lambung umumnya tidak dianjurkan berpuasa. Makanan yang
perlu dihindari antara lain:
- Banyak mengandung gas dan tinggi serat (sawi, kol, nangka, pisang, kedondong, buah yang dikeringkan, minuman bersoda)
- Merangsang pengeluaran asam lambung (kopi, sari buah sitrus, susu)
- Merusak dinding lambung (cuka, pedas, merica, dan bumbu yang merangsang)
- Sulit dicerna (makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju)
2. Penyandang diabetes (Diabetesi)
Penyandang
diabetes atau diabetisi yang ingin berpuasa sebaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter. Secara umum diabetesi boleh berpuasa
bila:
- Keadaan gula darahnya terkontrol (gula darah puasanya 80-126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80-180 mg/dl).
- Bila menggunakan insulin tidak lebih dari dua kali sehari
- Mempunyai fungsi hati/liver dan ginjal yang baik
- Tak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat
- Tak ada kelainan pembuluh darah jantung
- Cadangan lemak tubuh cukup
- Tak ada kelainan hormonal lain
- Tidak mengalami demam tinggi.
Pengaturan makan pada saat puasa
untuk diabetisi tidak berbeda dengan jumlah asupan kalori dari makanan
bila tidak puasa. Hanya saja diperlukan pengaturan dan distribusi
makanan serta obat-obatan yang perlu dikonsultasikan dengan dokter.
3. Ibu hamil dan menyusui
Untuk
ibu hamil diperbolehkan puasa apabila kuat dan tidak merasakan keluhan
seperti pusing, gemetar, mual berlebihan, serta tidak termasuk kehamilan
beresiko tinggi. Ibu hamil juga sebaiknya tidak memaksakan berpuasa
jika membahayakan diri sendiri dan janin. Jenis dan jumlah makanan yang
dibutuhkan pada waktu puasa sama seperti bila tidak puasa.
Sebagian
besar ibu menyusui tidak kuat berpuasa karena mengeluarkan ASI, karena
pengeluaran ASI bisa memberikan dampak lemas dan mudah lapar. Sebaiknya
tidak memaksakan diri untuk puasa bila tidak kuat, karena bukan tindakan
bijaksana bagi seorang ibu menyusui memaksakan diri menjalankan puasa
tapi mengganti ASI dengan susu kaleng untuk sang anak.
Persiapan mental
Menghadapi
puasa di bulan Ramadhan diperlukan persiapan mental, diantaranya niat
dan motivasi kuat yang juga mempengaruhi kesiapan fisik. Puasa dengan
niat ibadah yang ikhlas dan tenang, diiringi dengan kesabaran dapat
menghindarkan stress, dan terbukti bermanfaat bagi kesehatan fisik dan
mental. Dengan persiapan yang baik, kita dapat melaksanakan ibadah di
bulan Ramadhan dengan khusyuk dan optimal, meraih manfaat pahala ibadah
dan meningkatkan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar