Jumat, 05 Juli 2013

Jadwal Minum Obat Bagi Penderita Diabetes


Dengan adanya perubahan waktu tanpa makan/minum pada bulan Ramadhan yang berbeda dengan pada hari-hari biasa, tentu akan terjadi pula perubahan jadwal pada diet diabetes. Bagaimana kita harus mengaturnya? Dari rumus 3J, maka selama bulan puasa yang terutama berubah adalah jadwalnya. Jumlahnya ditentukan oleh jumlah kalori yang dibutuhkan sehari-hari disesuaikan dengan berat ringannya pekerjaannya. Jumlah makan tidak boleh lebih dari itu agar insulin yang terbatas di dalam tubuh dapat dimanfaatkan secukupnya. Tidak boleh kurang agar kebutuhan hidup sehat sehari-hari dapat dipenuhi.
Prinsip-prinsip ini tetap berlaku kapan saja, juga pada waktu menjalani ibadah puasa. Apakah cukup dengan makan buka dan sahur saja? Makan yang hanya dua kali per hari dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula yang besar. Telah diketahui bahwa kelainan fisikologis utama pada diabetes ialah ketidakmampuan untuk menyimpan energi atau kalori (yang berasal dari makanan) untuk kemudian dapat dipakai sewaktu-waktu sehingga pada penderita diabetes, pada umumnya, diperlukan jadwal makan yang lebih sering. Jumlah kalori yang dikonsumsi penderita diabetes yang berpuasa sama dengan hari-hari biasa, hanya jadwalnya yang berbeda.

Pengaturan ObatBagi mereka yang mendapat obat penurun gula, tablet (OHO) atau insulin, jadwal minum obatnyapun harus berubah sesuai dengan jadwal makan dan kegiatan. Ada tiga kelompok OHO  yang dikenal, yaitu golongan Sulfonilurea (Diabinese, Daonil, Euglocan, Diamicron, Minidiab, Glucotrol, Glurenorm, Amaryl, dll), golongan biguanide  metformin (Glucophage, Glucotka, Zumamet, dll) dan golongan Inhibitor Glukosidase alfa/Acarbose (Glucobay). Akhir-akhir ini terdapat suatu golongan lain yaitu Repaglinide (Novonorm).
  • Obat satu kali sehari. Bila biasanya obat tersebut hanyha didapat satu kali dan diminum pagi hari yaitu sekitar makan pagi, pada bulan puasa obat tadi diminum satu kali pula yaitu pada waktu buka puasa, sekitar makan porsi buka. Karena shalat harus didahulukan, dapat membatalkan puasa dengan minum dahulu, kemudian shalat, lalu minum obat. Setelah kurang lebih seperempat jam kemudian baru buka puasa yang sebenarnya. Cara lainnya, minum dahulu, kemudian minum obat, langsung shalat, baru makan buka puasa. Cara yang terakhir ini kadang-kadang ada kerugiannya, yaitu dapat timbul hipoglikemi (gula terlalu rendah).
  • Obat dua kali sehari. Apabila biasanya obat diminum dua kali sehari yaitu pagi dan malam, pada bulan puasa dosis pagi diminum pada waktu buka, dosis malam dimakan waktu sahur.
  • Obat tiga kali sehari. Obat yang diberikan tiga kali sehari biasa ialah obat yang mempunyai masa kerja yang pendek. Apabila biasanya mendapat obat tiga kali sehari, pada waktu bulan puasa diminum pada waktu buka, makan malam dan sahur.
  • Suntikan insulin. Bagaimana dengan mereka yang mendapatkan suntikan insulin? Jadwalnya sama dengan perubahan jadwal obat seperti yang disebutkan di atas. Namun, biasanya mereka yang memerlukan suntikan tiga kali sehari atau lebih atau memerlukan dosis lebih dari 40 unit/hari tidak dianjurkan puasa. Demikian pula yang termasuk golongan diabetes tipe 1 (NIDDM = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus).
  • Olah raga. Olah raga yang biasa dilakukan untuk menjaga kebugaran, tetapi tidak untuk meningkatkan kebugaran itu. Olah raga dapat dilakukan pagi atau sore hari. Namun lebih dianjurkan untuk dilakukan sore hari menjelang buka karena setelah olah raga dapat segera minum. Apabila olah raga akan dilakukan pada pagi hari, obat yang diberikan pada waktu sahur sebaiknya setengah dosis saja.
Hal yang penting untuk diperhatikanHal lain yang perlu diperhatikan penderita diabetes yang berpuasa adalah :
  • Pada hari pertama puasa waktu sahur pertama, obat penurun gula (tablet atau suntikan) yang biasanya diberikan sekitar makan pagi, tidak usah diberikan. Obat baru diberikan pada waktu buka puasa petang harinya.
  • Pada hari terakhir, waktu buka puasa, obat diberikan setengah dosis.
  • Pada hari Lebaran, obat mulai diberikan seperti pada hari-hari sebelum puasa.
Pada perubahan jadwal mungkin ada guncangan-guncangan kadar gula darah, tetapi sifatnya hanya sementara, terutama pada hari pertama sesudah Idul Fitri. Hal ini karena adanya perubahan waktu minum obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar