Senin, 10 Desember 2012

Metode-Metode Mengajar


PEMBAHASAN
A. Beberapa Metode Dalam Strategi Pembelajaran
1. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut (sesuai dengan bidangnya). Dengan kata lain mengunjungi suatu tempat yang nantinya akan menunjang pengetahuan, memperkaya pemahaman anak terkait dengan bahan materi yang mereka pelajari, contoh pelajaran IPA mengenai pohon-pohon yang ada di hutan tropis maka untuk meningkatkan pemahaman anak, Guru dapat
melakukan karya wisata dengan membawa anak ke kawasan arboretum atau hutan lindung yang ada di daerah hutan tropis dan memberi tugas untuk siswa dengan mencatat nama-nama pohon-pohon yang ada di kawasan itu dan hal-hal yang berkaitan dengan materi sehingga anak tahu langsung atau dengan kata lain memiliki pengalaman dalam hal materi tentang pohon-pohon yang ada di hutan tropis.
Langkah-langkah Karya Wisata:

  1. Persiapan : (a) pembentukan panitia pelaksana (b) penyusunan proposal (c)mengurus izin perjalanan
  2. Pelaksanaan (a) pembagian kelompok dan penjelasan tugas (b) pelaksanaan di lapangan sesuai dengan proposal.
  3. Pembuatan laporan kegiatan.
  4. Evaluasi.
  1. Kelebihan
  • Siswa dapat mengamati dan mempelajari objek secara langsung, misal jikalau berkunjung ke hutan lindung mereka bisa melihat sendiri dan merasakan sendiri seperti apa hutan lindung itu untuk mata pelajaran IPA, berkunjung ke museum mereka dapat melihat secara langsung benda-benda peninggalan sejarah untuk mata pelajaran sejarah atau IPS
  • Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan cara melihat, mencoba serta membuktikan secara langsung suatu obyek yang dipelajari.
  • Siswa dapat pula memperoleh informasi langsung dari pengelola hutan lindung atau museum terkait dengan bidang mereka masing-masing tempat siswa ber karya wisata sehingga siswa lebih peka dalam memahami objek yang mereka amati dan pelajari.
  1. Kelemahan
  • Dalam karya wisata perlu persiapan yang memerlukan perizinan serta banyak pihak yang ikut ambil bagian di dalamnya.
  • Perlu dana yang cukup agar terlaksananya karya wisata.
  • Perlu pengawasan dan bimbingan dari pihak Guru.
2. Metode Role Playing (Bermain Peran)
Metode ini disebut juga dengan sosiodrama, dalam metode ini siswa diajak untuk memahami peranan, sikap, tingkah laku, dan nilai dengan melihat dari sudut pandang berbeda dengan melakoni tokoh tertentu. Dengan bermain peran diharapkan siswa terampil atau menghayati dan berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur sesungguhnya dalam berbagai situasi. Dalam metode ini tidak menekankan pada aspek kemampuan siswa dalam melakoni peran suatu tokoh melainkan lebih kepada masalah yang diangkat dalam “pertunjukan”, contoh masalah yang diangkat dalam “pertunjukan” yaitu mengenai anak pengemis maka siswa bermain peran seolah-olah mereka anak pengemis dan dibantu oleh peran-peran yang lain sehingga siswa mampu melihat apa itu anak pengemis dari sudut pandang berbeda sehingga diharapkan siswa mampu lebih peka terhadap kehidupan sosial antar manusia.
  1. Kelebihan
  • Siswa dapat menjadi lebih peka dengan bermain peran dengan melihat sudut pandang yang berbeda dari kehidupannya.
  • Siswa dapat fokus perhatiannya pada pelajaran yang berlangsung.
  • Siswa dapat mengerti dan memahami perbedaan pendapat.
  1. Kelemahan
  • Guru harus menguasai dengan betul permasalahan apa yang diangkat dalam permainan peran jikalau tidak maka permainan peran yang dilakonkan siswa tidak akan berhasil.
  • Masalah yang diangkat mengenai realita kehidupan yang terjadi di masyarakat dengan melihat aspek norma-norma yang berlaku dan kaidah sosial agar tidak menyinggung perasaan seseorang.
  • Memerlukan waktu yang relatif panjang.
3. Metode Demonstrasi
Beberapa tokoh mengemukakan apa itu demonstrasi:
  1. Cardille mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan /prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan ilustrasi, dari pertanyaan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat.
  2. Winarno Surakhmad mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta/siswa mempertontonkan suatu proses kepada seluruh kelas.
  3. Ulih Buki Karo-Karo, mengemukakan metode demonstrasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau menunjukkan suatu proses atau hasil dari suatu proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah memperlihatkan suatu prosedur atau proses yang di gunakan dalam suatu materi pelajaran dengan ditunjang alat peraga kepada siswa dengan mempertunjukkannya di depan kelas dan disertai dengan penjelasan sehingga siswa mengerti apa yang di pertunjukan oleh Guru di depan kelas.
  1. Kelebihan
  • Adanya keterlibatan aktif antara guru dan siswa
  • Mudah untuk memusatkan perhatian siswa
  • Siswa dapat benar-benar memahami apa yang sedang dipelajari, karena pengamatan dan pengalaman pada diri siswa terjadi.
  • Siswa dapat mengetahui dengan jelas, apa yang terjadi, bagaimana proses terjadinya serta bagaimana bekerjanya alat-alat yang digunakan.
  • Rasa ingin tahu siswa dapat ditimbulkan
  • Bakat, keterampilan siswa akan lebih mudah untuk dikembangkan.
  1. Kelemahan
  • Waktu yang diperlukan lebih banyak, agar materi yang didemonstrasikan tidak terputus-putus, memerlukan biaya yang lebih banyak
  • Jika adanya terlalu kecil ataupun penempatannya kurang tepat, mengakibatkan demonstrasi itu tidak diamati secara jelas oleh seluruh siswa
  • Kurangnya peralatan yang tersedia di sekolah
  • Menuntut pengetahuan dan ke cekatan guru
4. Diskusi Umum (Diskusi Kelas)
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi.
Diskusi kelas di bagi menjadi empat (4) jenis yaitu:
  1. Diskusi Panel
Di dalam diskusi ada beberapa orang yang berfungsi sebagai panelis (pakar), yang menjadi panelis bisa guru, tamu, atau bahkan siswa yang telah dipersiapkan dan siswa lainnya sebagai peserta diskusi.
  1. Seminar
Sekelompok siswa yang maju, diskusinya dengan para peserta (siswa yang tidak maju)
  1. Diskusi Lebah
Disebut diskusi lebah karena pola pembicaraannya tidak diatur sehingga kelas menjadi ricuh. Proses terjadinya diskusi Guru memberikan pertanyaan dan siswa menjawab dan dijawab oleh siswa secara serempak maka kelas menjadi ricuh.
  1. Brain Storming
Di pandu oleh Guru dengan memberi pertanyaan dan memberikan waktu bagi siswa untuk berpikir dan menjawab satu-persatu secara bergiliran.
  1. Kelebihan
  • Siswa lebih aktif dalam diskusi
  • Siswa mengalami proses menemukan sesuatu dalam diskusi
  • Siswa dapat dilatih untuk berbicara
  • Guru tidak perlu membuang tenaga untuk menjelaskan karena siswa yang diharuskan untuk menemukan sendiri dan Guru hanya membimbing dan memberi arahan kepada siswa dalam proses menemukan tersebut.
  1. Kelemahan
  • Jikalau Guru tidak mampu mengontrol jalannya diskusi akan menimbulkan kegaduhan dan mengganggu aktivitas belajar kelas yang lain.
  • dalam diskusi kemungkinan hanya dikuasai oleh orang yang suka berbicara
  • Waktu yang relatif lama bagi beberapa jenis diskusi kelas
  • Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
5. Metode Ceramah
Metode ceramah sudah digunakan sejak jaman Aristoteles, dimana hanya guru yang memberikan penjelasan tanpa adanya interaksi dua arah (Guru-siswa). Ceramah banyak menuai kritikan karena hanya pengetahuan abstrak yang ia peroleh tanpa tahu pengaplikasiannya. Sehingga ceramah akan lebih bagus jikalau di variasikan dengan metode-metode yang lain.
  1. Kelebihan
  • Proses berpikir anak aktif
  • Melatih anak untuk aktif bertanya
  • Siswa mampu mengingat kembali apa yang telah ia baca, dengar, dan pelajari.
  1. Kelemahan
    • Dalam pembuatan pertanyaan tidaklah mudah jika mengacu taraf pemahaman dan tingkat pola pikir anak yang mudah mereka pahami.
    • Waktu yang ada keseringan tidak terpakai secara maksimal.
7.     Metode Inkuiri
Pendekatan ekspositori proses pembelajaran sepenuhnya dikuasai dan didiktekan oleh guru. Sebaiknya pendekatan inkuiri, muridlah yang benar-benar aktif belajar. Ekspositori untuk pendidikan IPS kurang cocok, karena tidak sesuai dengan prinsip CBSA. Inkuiri lebih cocok karena ada discovery dan pemecahan masalah. Pendekatan ini melibatkan diri siswa secara aktif.
Enam ciri yang harus dimiliki guru dalam pendekatan inkuiri adalah :
  1. Memiliki kemampuan sebagai perencana (program pengajaran, pelaksanaan, evaluasi, dan kegiatan lainnya).
  2. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan baik.
  3. Mempunyai kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah mempersiapkannya).
  4. Guru mempunyai kemampuan sebagai manager.
  5. Mampu memberikan pujian dan motivasi belajar.
  6. Mempunyai kemampuan sebagai penguji kebenaran daripada sistem nilai.
Inkuiri, discovery, dan problem solving, pengertiannya sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan suatu kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari logis-kritis-analisis menuju kesimpulan yang meyakinkan.
A.  Kelebihan
  • Mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan serta mengambil keputusan secara obyektif dan mandiri.
  • Mengembangkan kemampuan berfikir siswa (meningkatkan potensi intelektual).
  • Membina pengembangan sikap penasaran (ingin tahu lebih jauh) dan cara berfikir obyektif, mandiri, kritis, logis, analitis, baik secara individual maupun kelompok.
  • Bertambahnya kemampuan untuk mengerti tentang melacak kembali (heuristic) dari discovery dimana discovery akan merupakan cara berfikir dan cara hidup dalam menghadapi segala masalah/keadaan.
B.  Kelemahan
  • Jalannya pelajaran agak lamban
  • Hanya dapat mencari satu pengertian
  • Kelas yang besar dapat menimbulkan kegaduhan.
B. Yang Harus Diperhatikan Untuk Memilih Metode-metode tersebut
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran adalah:
  1. Pengajar (Pengetahuan yang dikuasai, pengalaman mengajar, dan personalitas)
  2. Siswa (Tingkat dan latar belakang, umur, dan pengalaman lingkungan sosial dan budaya)
  3. Tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan yang akan dicapai lebih dari satu maka dapat ditentukan kombinasi berbagai metode.
  4. Materi (bahan) dengan karakteristik yang berbeda
  5. Waktu (persiapan mengajar)
  6. Keadaan dan fasilitas yang tersedia di sekolah/kelas
  7. Besar kecilnya kelompok subyek belajar.
Domain/Aspek Yang Cocok Untuk Metode Tertentu:
  • Metode yang cocok untuk kawasan kognitif (intelektual, pola pikir) : ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, inkuiri dan lainnya
  • Metode yang cocok untuk kawasan afektif (sikap): bermain peran (role playing), inkuiri, dan lainnya.
  • Metode yang cocok untuk kawasan psikomotor (skill): demonstrasi, sosio drama-simulasi, studi proyek, karyawisata dan lainnya.
Beberapa saran untuk pemilihan metode:
  1. Hindarkan upaya metodologi yang tunggal (satu metode saja). Ceramah murni tanpa variasi, mengajarkan buku teks, guru mengemukakan isi buku tersebut tanpa ada usaha ataupun pemberian tugas yang lain
  2. Membina guru sebagai guru inkuiri
  3. Usahakan agar prinsip Student Active Learning terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar